TELAH DIBUKA PENERIMAAN SANTRI BARU TAHUN AJARAN 2024 -2025, USIA 3 TAHUN ( TPQ PAGI PLUS )
Menggali potensi santri sesuai bakat, kemampuan, dan keahlian serta membekali mereka dengan
ilmu agama yang mengarah kepada orientasi kemasyarakatan.
TPQ PAGI +
Usia 3 tahun
TPQ
Usia 3 tahun
MADIN
Usia 6-15 th
PRA PTPT
Usia 5-15
LPD
Usia 17-25
YAYASAN
Induk
TPQ Pagi Plus
adalah Pendidikan islam di dalam sistem pengajarannya mulai dari pembelajaran di kelas. Pembinaan beribadah sesuai ajaran islam.
TPQ Pagi Plus Maqbulul Ma'rifah berdiri sejak tahun 2021 dan dalam perkembangannya telah mengalami pertumbuhan secara berkesinambungan terus berkembang hingga sampai sekarang ini dengan harapan memberikan yang terbaik pada masyarakat pada umumnya, TPQ Pagi Plus meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajarannya dengan menggunakan metode Islamic Montessori yaitu salah satu jenis pendidikan Islam untuk anak usia dini yang menekankan pada kebebasan dan aktivitas anak sambil menerapkan gagasan pembelajaran langsung melalui latihan kelompok dan permainan. Tujuannya, untuk mengenalkan nilai-nilai Islam sejak usia dini dan menumbuhkan kedekatan dengan Allah. Jadi, pembelajaran apa yang dipraktikkan akan dihubungan dengan nilai-nilai Islami. dengan metode ini kami berharap agar siswa-siswi kami menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah, mandiri, berakhlakul karimah, menjadi pribadi yang percaya diri serta bertanggungjawab akan pilihannya dan disertai dengan kemampuan berbahasa sebagai fasilitas perkembangan tehnologi dan ilmu pengetahuan.
Visi :
Terwujudnya generasi yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, unggul, handal dan berjiwa kebangsaan.
Misi :
Mempersiapkan kurikulum yang telah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.
Mempersiapkan tenaga pendidik yang sabar, memiliki kompetensi kependidikan dan menguasai bahasa baik dan benar.
Mempersiapkan sarana dan prasarana yang memenuhi keunggulan.
Tujuan :
Membentuk generasi yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah.
Mencetak anak didik yang mampu berkomunikasi dengan sesama temannya, sebagai langkah awal melatih diri, menanamkan daya kreatifitas dan rasa sosial terhadap sesama.
Mempersiapkan anak didik untuk memasuki jenjang pendidikan dasar (SD/MI).
Mewujudkan kurikulum Islam yang terintegrasi dengan kurikulum nasional dan selalu melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan dinamika pendidikan.
Membina anak didik untuk mengemban kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa dengan baik.
Mewujudkan tenaga pendidik yang profesional dan memiliki kemampuan berbahasa. Mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara dini.
Kurikulum :
Meliputi 6 bidang pengembangan:
1. Nilai Agama dan Moral
2. Nilai Sosial Emosional dan Kemandirian
3. Nilai Kognitif
4. Nilai Bahasa
5. Nilai Fisik Motorik
6. Nilai Seni.
Metode Pembelajaran :
Anak-anak yang menggunakan metode pendidikan ini akan menggunakan materi yang telah dirancang sedemikian rupa. Seperti bagaimana mereka tidak hanya mengingat angka ketika mereka belajar aritmatika, namun mereka juga dapat menghitung dengan cepat.
bahwa anak-anak perlu bergerak dan belajar melalui pengalaman langsung. Jadi, tidak hanya dengan duduk dan mendengarkan guru atau orang tua mereka di rumah.
Jika ada lebih dari satu anak dalam satu kelas montessori, masing-masing dari mereka pasti memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Alhasil, guru akan menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan dan tingkat akademik setiap siswa.
Guru sebagai pembimbing sangat penting perannya di sekolah. Tanggung jawab utama guru adalah untuk mengawasi anak dan menyajikan materi pendidikan yang tepat.
Mereka tidak hanya berbicara atau menguraikan konsep-konsep abstrak tanpa aplikasi atau contoh secara langsung.
Ruang belajar atau kelas harus disiapkan dan dibuat dengan baik. Dalam kata lain, lingkungan belajar perlu dirancang agar mendukung anak-anak belajar mandiri dan mengeksplorasi berbagai topik.
Misalnya, untuk mengajarkan kerapian, guru dapat memilih rak rendah dan berbagai benda yang diatur di lokasi tertentu. Secara umum, ruang kelas sederhana dengan warna-warna lembut juga dapat mendorong anak-anak untuk berkonsentrasi dengan baik.
Sekolah menyediakan lingkungan belajar yang ditentukan sendiri oleh anak. Anak-anak dapat dengan bebas memilih berbagai materi dan bahan pembelajaran yang ditampilkan.
Hal ini dapat mencakup bahan pembelajaran sensorik, bahasa, matematika, geografi, budaya, musik, seni, dan kehidupan praktis. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu anak mempelajari kecakapan hidup, mengembangkan rasa percaya diri yang kuat, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.
Program :
Pengenalan Al Qur'an Usia Dini Metode Qira'ati, Hafalan Surat Pendek, Do'a Harian, Baca Tulis, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Drumband, Seni Tari, Seni Lukis, Kunjungan Edukatif, dan Outbound.
Taman Pendidikan Al Qu'an "Maqbulul Ma'rifah"
Taman Pendidikan Al-Quran Maqbulul Ma'rifah merupakan sebuah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal agama Islam. Tujuan utama dibentuknya Taman Pendidikan Alquran yaitu untuk mengajarkan ilmu Alquran pada anak-anak sejak usia dini.
Fungsi dan Tujuan.
Taman Pendidikan Al-Qur'an Maqbulul Ma'rifah merupakan sebuah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal agama Islam. Tujuan utama dibentuknya Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah yaitu untuk mengajarkan ilmu Al Qur'an pada anak-anak sejak usia dini.
Fungsi dan tujuan yang pertama dari dibentuknya Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah adalah untuk mengajarkan anak-anak agar mampu membaca Al Qur'an. Membaca Alquran merupakan salah satu pembelajaran utama yang akan didapat ketika anak-anak mengenyam pendidikan di Taman Pendidikan Al Qur'an.
Pada awal mula pembelajaran biasanya santri akan dikenalkan dengan huruf hijaiyah. Setelah mempelajari huruf hijaiyah, metode yang umum dan paling lazim digunakan adalah dengan menggunakan metode iqra, meskipun adapula yang memakai model tilawati, qiroati, yambua, dan lain sebagainya.
Proses pembelajaran untuk membaca Al Qur'an ini bertujuan supaya santri bisa membaca Al Qur'an yang menggunakan huruf arab atau huruf hijaiyah. Namun tentunya bukan hanya sampai bisa sekedar membaca Alquran saja, akan tetapi tujuannya adalah agar santri dapat membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Selain bertujuan untuk mengajarkan anak-anak mampu membaca Alquran, Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah juga bertujuan agar anak-anak mampu menulis Alquran. Tentunya yang dimaksud disini bukanlah menuliskan mushaf Alquran secara keseluruhan, akan tetapi para santri siswa siswi yang mengenyam pendidikan di Taman Pendidikan Alquran dapat dan memiliki kemampuan untuk menulis huruf hijaiyah arab.
Tujuan Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah selanjunya adalah untuk melatih kemampuan anak-anak dalam menghafal Al Qur'an. Dalam hal kategori menghafal Al Qur'an, lazimnya pelajaran hafalan yang diberikan di Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah adalah hafalan surat surat pada juz amma, doa sehari hari serta bacaan sholat. Para santri juga akan diajarkan gerakan- gerakan wudhu serta sholat, sehingga anak- anak dapat melaksanakan wudhu dan sholat dengan baik dan benar.
Fungsi dan tujuan selanjutnya dari Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah adalah mendidik para santri agar mampu mengamalkan isi kandungan Al Qur'an dalam kehidupan sehari hari, baik itu hablum minallah maupun hablum minannaas. Mengamalkan kandungan Alquran juga berarti menanamkan nilai- nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah dan para sahabatnya.
Kemampuan dalam melaksanakan isi kandungan Alquran dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran di Taman Pendidikan Al Qur'an Maqbulul Ma'rifah selain kemampuan akademis sepertil membaca, menghafal, dan menulis Al Qur'an bagi para santri lulusannya.
Metode Pembelajaran
Metode yang di sajikan adalah Metode Qira'ati.
Metode cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung dengan santri.
Metode yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pelajarannya kepada santri dengan cara memperagakan benda atau alat dengan harapan santri menjadi lebih jelas dan gamblang.
metode penyampaian yang dilakukan pendidik saat memberikan materi pembelajaran dengan cara memberikan contoh yang baik selain pendidik itu sendiri..
Program Unggulan
Pengenalan Al Qur'an Usia Dini Metode Qira'ati, Pembelajaran Tajwid, Ghorib, Hafalan Surat Pendek dan Do'a Harian,
PRA PTPT ( Program Tahfidz Pasca TPQ )
Merupakan tahapan yang dilalui oleh santri TPQ setelah menyelesaikan program TPQ dengan melewati tahapan Imtihan Akhir Santri (IMTAS), bisa disebut dengan santri pasca TPQ, dan metode pembelajarannya menggunakan metode Qiraati pasca TPQ Program Tahfidh (PTPT). Tahfidh disini diartikan sebagai menghafal, dari bahasa Arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu menjaga, memelihara, dan melindungi, Jadi, dalam tingkatan ini santri dibimbing untuk menghafalkan dan menjaga ayat Al-Qur an 30 Juz dengan metode menghafalkan Al-Qur an yang telah ditetapkan oleh lembaga Qiraati pusat.
Dalam metode Tahfidhul Qur an Qiraati, ada dua tahapan, yaitu tahapan Pra Pasca TPQ Program Tahfidh (Pra-PTPT) dan Pasca TPQ Program Tahfidh (PTPT). a. Pra PTPT Pra PTPT dijalankan kurang lebih selama 16 bulan. Dalam program PTPT ini memiliki 6 kelas tahapan Tahfidhul Qur an yang disesuaikan dengan kemampuan menghafalkan Al-Qur an, Dalam tiap kelasnya tersebut, anak didik diharuskan menghafalkan setidaknya sesuai Juz yang ditentukan, yaitu kelas satu menghafalkan 5 Juz, kelas dua 10 Juz, kelas tiga 15 Juz, kelas empat 20 Juz, kelas lima 25 Juz dan kelas enam 30 Juz. Adapun teknis pelaksanaannya dilaksanakan sebanyak dua kali dalam sehari sepanjang 105 menit.
Pelaksanaan itu meliputi 3 tahapan dalam proses menghafalkan Al-Quran, yaitu:
a. Klasikal kecil, anak-anak belajar Materi Penunjang (MP) dan menghafalkan surat surat pendek atau surat-surat yang sudah dihafalkan sebelumnya.
b. Kelas Individu yang mengharuskan anak-anak mengulang hafalan (murajaah), setoran hafalan dan istimror (lanjut ayat) bersama ustadz atau ustadzah.
c. Klasikal besar, anak-anak diminta untuk saling menyimak hafalan dengan yang lainnya, kemudian tadarrus besar atau membaca (bil ghoib) bersama-sama dalam satu kelas.
Implementasi metode Qiraati dalam pembelajaran Tahfidhul Qur an Implementasi suatu metode meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun implementasi metode Qiraati PTPT di Yayasan Maqbulul Ma’rifah berbeda dengan yang ada di lembaga lainnya, hal tersebut lebih disebabkan karena:
a. Yayasan Maqbulul Ma’rifah merupakan Yayasan dengan kurikulum yang tersentralisasi dari lembaga Qiraati pusat, dengan memadukan kurikulum pendidikan nasional pada umumnya.
b. Yayasan Maqbulul Ma’rifah adalah benar-benar fokus dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur an yang fasih, tartil dan berakhlak mulia sejak usia dini.
Adapun evaluasi dari metode ini terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi dalam tingkatan dan evaluasi naik tingkatan.
a. Evaluasi dalam tingkatan disini dimaksudkan sebagai evaluasi secara berkala untuk menguatkan bacaan dan hafalan agar semakin baik, lancar, fasih dan tartil.
b. Evaluasi naik tingkat merupakan suatu penilaian dari Guru pengampu dan beberapa Guru lainnya, yang saling memberikan penilaian terhadap perkembangan anak didik, sekaligus sebagai penentu apakah anak didik tersebut naik ke tingkat yang selanjutnya ataukah bertahan di tingkat yang ditempatinya saat itu.
Efektivitas Metode Qiraati PTPT dalam pembelajaran Tahfidhul Qur an Dengan dasar metode Qiraati dalam membaca dan menghafalkan Al-Qur an, anak didik menjadi lebih terbiasa dengan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur an sejak usia dini dengan fasih dan tartil berdasarkan prinsip 3 M, yaitu mangap, mringis dan mecucu. Dengan prinsip 3 M tersebut anak terlatih dan terbiasa membaca Al-Qur an dengan hati-hati, dengan betul betul memperhatikan makharijul huruf, serta sesuai dengan aturan tajwid dan ghorib nya. Dengan modal membaca Al-Qur an secara fasih dan tartil tersebut, menjadi bekal utama anak didik dalam proses menghafalkan Al-Qur an dengan fasih, tartil dan lancar. Tentunya dengan metode Qiraati PTPT, dimana metode tersebut merupakan metode yang dikembangkan untuk memudahkan anak dalam menghafalkan Al-Qur an, anak didik menjadi lebih fasih dan tartil dalam bacaannya serta lebih terjaga makhorijul hurufnya. Metode PTPT ini bisa dikatakan efektif untuk diterapkan pada anak usia dini dalam menghafalkan Al-Qur an. Melalui metode Qiraati PTPT ini anak didik sangat terbantu dalam menghafalkan Al-Qur an, karena pada dasarnya metode ini lebih mengutamakan proses daripada hasil hafalan. Lebih mengutamakan membaca Al-Qur an secara berulang-ulang dengan kaidah tajwid yang ada, tidak terburu-buru dalam menghafalkan dan tentunya dengan memperbanyak nderes atau mengulang-ulang hafalan yang dimiliki anak didik, agar hafalan menjadi lebih kuat dan tidak mudah hilang.
Metode Pengajaran.
Metode pembelajaran santri aktif di hadapan pendidik dengan cara santri membaca materi yang diajarkan untuk mendapatkan koreksi dan Tashih.
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara pendidik aktif membacakan materi ajar kemudian disimak oleh santri.
Metode mutabaah yaitu metode santri diperintah menghafal mandiri, sebab kita sudah percaya pada si anak atas kemampuan bacaannya. Namun, menghafalnya bukan di sekolah atau halaqoh, tapi di rumah. Kemudian besoknya si anak menyetorkan hafalan barunya kepada sang guru. Setelah si anak menyelesaikan setorannya, ustadznya langsung mencatat jumlah ayat, dan hasil hafalannya di buku mutaba'ah.
Program .
Hafal Al Qur'an Usia Dini.
Madrasah Diniyah "Madin"
Madrasah Diniyah adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang tidak jauh beda dengan pendidikan formal, lembaga tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pendidikan agama islam yang tidak dapat di peroleh dari lembaga pendidikan formal. Karena yang kita ketahui bersama pendidika formal hanya sedikit pelajaran yang mengandung nilai agama jadu disitulah dibutuhkan pemantapan dan peluasan pengetahuan agama melalui Madrasah Diniyah ( MADIN ).
Visi.
Terbentuknya generasi muslim yang bertaqwa, berilmu, beramal sholeh, berakhlaqul karimah, terampil, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab dalam beragama, berbangsa dan bernegara.
Indikator-indikator Visi:
Menjadikan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.
Memiliki lingkungan Madrasah yang nyaman dan kondusif untuk belajar.
Misi.
Menanamkan Disiplin yang tinggi pada guru dan santri dalam melaksanakan semua tugas dan peraturan yang berlaku di Madrasah Diniyah (MADIN)
Menanamkan perilaku dan berakhlak Islami pada santri dalam bergaul sehari-hari didalam Madrasah maupun di masyarakat.
Melaksanakan aktifitas pendidikan, tanggung jawab, disiplin, kekeluargaan secara agamis.
Melaksanakan kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif dan Efisien.
Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bernuansa Islami yang mendukung serta meningkatkan disiplin, motivasi kreatif dan prestasi anak didik.
Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada dan pengusahaan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar yang belum ada.
Melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta mencintai lingkungan
Tujuan.
Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah
Membentuk karakter pribadi yang senantiasa memegang teguh ajaran Agama dan merawat nilai luhur bangsa.
Mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.
Mengkader santri menjadi ahli ilmu agama yang menjadi panutan masyarakat.
Menggerakkan dan menyiarkan dakwah Islam Rahmatal Lil Alamin.
Kurikulum.
Al Qur’an, Tauhid, Akhlaq, Bahasa Arab, Hadits, Fiqih, Tarikh, Tajwid, Nahwu, Shorof, i'lal, Aswaja, Tahfidz juz 30
Metode Pengajaran :
Metode Ceramah.
Adalah Metode cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung dengan santri.
Metode Demontrasi.
Adalah Metode yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pelajaranya kepada santri dengan cara memperagakan benda atau alat dengan harapan santri menjadi lebih jelas dan gamblang.
Metode Tanya Jawab.
Adalah Metode yang merupakan penyampaikan pelajaran kepada santri dengan cara pendidik mengajukan pertanyaan dan santri menjawab atau sebaliknya santri mengajukan pertanyaan kepada pendidik.
Metode Uswatun Khasanah.
Adalah metode penyampaian yang dilakukan pendidik saat memberikan materi pembelajaran dengan cara memberikan contoh yang baik selain pendidik itu sendiri.
Metode Direct.
Adalah metode cara mendidik santri dengan secara langsung mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasihat dan penerangan tentang manfaat dan bahayanya sesuatu.
Program dan ektrakurikuler.
Pelatihan Sholat 5 Waktu, Wudhu, Wirid, Do'a, Pelatihan Memandikan, Mengkafani dan mensholati Jenazah, Pembelajaran Baca Kitab Kuning, Maulid Diba', Kaligrafi, Qiro'ah, Pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab, Puisi Islami, Al-Banjari, Vocal, Aktif mengikuti Lomba PORSADIN (Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah) baik tingkat Kecamatan maupun Kabupaten.
Lembaga Pendidikan Dewasa "LPD"
Lembaga Program Dewasa (LPD) merupakan lembaga untuk mendidik para kalangan orang dewasa untuk dikader menjadi guru Qiro’ati.
Seperti yang telah diwasiatkan oleh pendiri dan penemu Qiro’ati KH. Dahlan Salim Zarkasyi, bahwa tidak boleh sembarang orang dapat mengajarkan metode ini, tapi semua orang boleh belajar menggunakan metode Qiro’ati.
sehingga dalam metode Qiro’ati, upaya Lembaga Pendidikan Dewasa (LPD) dalam mengkader guru adalah dengan dilakukannya pelaksanaan dalam melakukan penilaian dalam setiap proses pembelajarannya.
Pelaksanaan penilaian di LPD sangat berbeda dengan cara penilaian yang dilakukan oleh lembaga formal yang lain, hal ini dikarenakan, metode Qiro’ati pada Lembaga Program Dewasa (LPD) menggunakan sistem kelulusan jilid setelah diuji dengan kepala LPD tersebut.
Setelah itu, para peserta didik akan mengikuti serangkaian ujian (Tashih) serta metodologi dalam mengajar Qiro’ati sebagai raktek mengajar Al Qur’an.
Adapun jilid jilid yang digunakan pada setiap tahap para peserta didik dewasa adalah antara lain : Jilid pra TK, 1,2,3,4,5 juz 27, Al Qur’an, Ghorib dan Tajwid.
Untuk usia peserta atau calon guru LPD Qiro’ati minimal 17 tahun.